Jumat, 01 Juli 2016

Laporan Praktikum Indera Penciuman dan Pengecap

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa        : Hezron J. Nanere
NPM                             : 13515156
Tanggal Pemeriksaan : 21 April 2016
Nama Asisten :  1. Rama Rifaldi
                            2. Obaja L. Raja
Paraf Asisten  :

IV. Percobaan                                    : Indera Penciuman dan Indera Pengecap     
1.   Nama Percobaan                   : Cara Kerja Bau Hio, Dupa, dan Obat Nyamuk Bakar
Nama Subjek Percobaan      : Hezron
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal
a.   Tujuan Percobaan            :  Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.
b.   Dasar Teori                       :  Indera penciuman tergantung pada kemampuan kita dalam mendekteksi bentuk-bentuk molekul dari substansi kimia berbentuk gas yang berbau yang masuk ke hidung. Pendeteksian ini dilakukan oleh sekitar lima juta reseptor bau. Penciuman merupakan satu-satunya yang informasi sensoriknya tidak langsung dikirimkan ke thalamus dalam perjalanannya menuju cortex cerebral. Tetapi, informasi penciuman dibawa ke saraf olfactory dan ke olfactory bulb, sebuah struktur di depan otak dan di atas lubang hidung. Informasi ini kemudia dibawa ke olfactory cortex di lobus temporal dan beberapa struktur lainnya di sistem limbic yang berperan penting dalam emosi dan ingatan.
c.    Alat yang Digunakan       :  Hio, dupa, obat nyamuk bakar, dan beberapa macam wewangian (lebih dari 5).
d.   Jalannya Percobaan         :  1.1   Siapkan hio, dupa, dan omat nyamuk bakar yang belum dibakar. Hiruplah satu per satu dan catat apa yang anda cium.
1.2   Bakarlah hio, dupa, dan obat nyamuk bakar. Hiruplah satu per satu dan catat perbedaan bau sebelum dan sesudah dibakar.
e.    Hasil Percobaan                :  1.1   Hasil Percobaan
1.1.1     Sebelum dibakar, bau hio, dupa, dan obat nyamuk bakar tidak terlalu tercium (tidak menyengat). Mereka akan tercium baunya ketika didekatkan ke hidung.
1.1.2     Setelah dibakar, bau hio, dupa, dan obat nyamuk bakar sangat menyengat dan dapat tercium dari jarak jauh. Bau yang paling menyengat adalah bau dupa.
1.2     Hasil Sebenarnya
1.2.1     Hio, dupa, dan obat nyamuk bakar lebih kuat baunya ketika dibakar.
1.2.2     Karena concha nasal superior  hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas.
f.    Kesimpulan                       : Hidung dapat mencium karena adanya molekul-molekul bau berupa bahan kimia yang berada di udara secara bebas. Kita akan menjadi lebih susah mencium aroma hio, dupa, dan obat nyamuk bakar sebelum dibakar karena tidak banyaknya molekul-molekul kimia yang lepas dari benda-benda tersebut. Namun setelah dibakar, hio, dupa, dan obat nyamuk bakar akan mengeluarkan molekul-molekul bau (berupa bahan kimia) tersebut yang ditandai dengan adanya asap. Saat hidung kita menangkap asap tersebut, bau akan sangat mudah untuk dicium dan diproses di otak.
g.   Daftar Pustaka                  :  Nevid, Jeffrey S.. (2012). Essentials of psychology: conceptsand applications. Stamford: Cengage Learning.

Patel, Himanshu K.. (2013). The electronic nose: artificial olfaction technology. Gujarat: Springer.

Ward, Barbara & Ward, Pat. (1999). Your body and how it works, grades 5-8. New York: Marc Twain Media, Inc..



2.   Nama Percobaan                   :  Cara Kerja Membedakan Wewangian
Nama Subjek Percobaan      : Hezron
Tempat Percobaan                :  Laboratorium Psikologi Faal
a.   Tujuan Percobaan            :  Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah zat yang berupa gas, serta membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai yang enak.
b.   Dasar Teori                        :  Saraf olfactory memiliki koneksi saraf langsung ke otak yang berhubungan dengan ingatan dan emosi.  Indra penciuman didasarkan oleh kimia. Sel reseptor pada hidung mendekteksi molekul bau di udara dan mengirimkan pesan saraf ke otak. Kita bisa mencium bau dari jarak jauh. Setiap bahan kimia dalam molekul bau memiliki struktur unik yang terikat oleh tipe reseptor tertentu pada hidung. Kebanyakan molekul bau bersifat kecil, enteng, dan mudah melayang-layang di udara. Saat kita ingin mencium sesuatu, kita harus sedikit mengendus. Hal ini membuat udara dan molekul bau masuk ke ruangan nasal, yang merupakan jarak di bagian atas hidung di mana sel-sel reseptor berada. Di setiap sisi ruangan nasal, terdapat area yang disebut dengan olfactory epithelium. Di situ berisi berjuta-juta sel reseptor dengan ujung seperti rambut. Ketika molekul bau sampai pada reseptor yang sesuai, reseptor tersebut akan mengirimkan pesan ke olfactory bulb. Bulb tersebut akan menyaring dan mengkodinasikan pesan-pesan ini dan setelah itu dikirimkan melalui jalu saraf olfactory yang pendek dan tebal ke pusat penciuman di otak.
c.    Alat yang Digunakan       :  Hio, dupa, obat nyamuk bakar, dan beberapa macam wewangian (lebih dari 5).
d.   Jalannya Percobaan         :  1.1   Siapkan empat macam wewangian yang telah dimasukkan ke dalam  empat gelas plastik yang bagian atasnya ditutup kertas dan dibolongi (untuk dihirup).
1.2   Hiruplah masing-masing gelas plastik tersebut dan catatlah apa yang ada di dalam masing-masing gelas berdasarkan aromanya.
e.    Hasil Percobaan                :  1.1   Hasil Percobaan                       
1.1.1   Wangi 1     : Kopi
           Wangi 2     : Serai
           Wangi 3     : Kayu manis
           Wangi 4     : Jeruk nipis
1.2     Hasil Sebenarnya
1.2.1   Wangi 1  : Kopi
Wangi 2  : Jahe
Wangi 3  : Kayu manis
Wangi 4  : Jeruk nipis
1.2.2   Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau, perempuan lebih baik.
1.2.3   Proporsinya, dari 5 macam wewangian à perempuan = 5 dan laki-laki = 3.
1.2.4   Hal ini disebabkan karena pada perempuan, ruang dalam menerima (concha nasal superior) lebih luas.
1.2.5   Semakin tajam wanginya à semakin mudah dikenal.
1.2.6   Semakin lembut wanginya à sulit dikenal.
f.    Kesimpulan                       :  Bau yang kita cium akan dibawa ke otak untuk diproses untuk mengethaui bau apakah yang kita cium. Proses mengetahui bau ini melibatkan ingatan kita (bau yang pernah kita cium). Untuk itu, dalam menebak bau tidaklah rumit, apalagi bau yg dijadikan bahan percobaan adalah bau dari benda-benda yang umum. Pada percobaan menebak ke dua saya, saya mengalami kesalahan, kemungkinan kesalahan terjadi karena bau serai dan jahe tidak terlalu jauh, sehingga otak saya salah menerjemahkan bau yang saya cium tersebut.
g.   Daftar Pustaka                  :  Parker, Steve. 2014. Super human encyclopedia. New York: DK.

Silver, Donald M. & Wynne, Patricia. The human body. New York: Scholastic Inc..

Weiner, Esther. The incredible human body: great projects and activities that teach about the major body systems. New York: Scholastic Inc..


3.   Nama Percobaan                   :  Membedakan Berbagai Macam Rasa
Nama Subjek Percobaan      :  Hezron        
Tempat Percobaan                : Laboratorium Psikologi Faal
a.   Tujuan Percobaan            :  Memahami dan mengetahu bahwa lidah merupakan alat pengecap rasa serta membuat peta rasa.
b.   Dasar Teori                        :  Indera pengecap bertindak seperti penjaga dalam sistem pencernaan. Di satu sisi, dia menghasilkan rasa-rasa yang fantastis yang menandakan enaknya suatu makanan; di sisi lainnya, dia memeringati makanan-makanan yang busuk yang mungkindapat meracuni tubuh. Indera pengecap mendeteksi bahan kimia, seperti hidung – dia mendeteksi substansi-substansi kimia yang memberikan rasa pada makanan dan minuman. Mengunyah melepaskan substansi kimia yang dihanyutkan di dalam saliva dan masuk ke dalam sebuah microstruktur yang disebut taste buds. Mereka menyentuh sel reseptor pengecap yang membawa signal saraf ke otak. Permukaan atas lidah diselimuti oleh ratusan tonjolan kecil yang disebut papillae. Kebanyakan taste buds terletak di sekitar bagian samping papillae atau di jarak antara mereka. Setiap bud berukuran sangat kecil dan berwarna orange dan memiliki sekitar 25 sel resptor dan sel-sel penunjang. Pada ujung sel-sel reseptor terdapat rambut yang sempit yang kecil yang keluar dari sebuah lubang yang disebut pori-pori pengecap pada permukaan lidah. Ujung yang lain dari sel-sel reseptor berhubungan dengan serat-serat saraf. Taste buds mengirimkan signal ke bagian pengecap atau gustatory pada lapisan luar otak. Sel reseptor pengecap yang berbeda merespon pola rasa yang berbeda. Dari ribuan pesan per detik ini, otak menerjemahkan rasa dari makanan. Lidah dapat merasakan empat rasa dasar: asin, asam, manis, dan pahit. Rasa selain dari itu merupakan penurunan dari kelima rasa tersebut.  
c.    Alat yang Digunakan       :  Cotton bud, 8 larutan rasa (manis, asin, asam, pahit, dan pedas), dan sapu tangan.
h.   Jalannya Percobaan         :  1.1   Siapkan 4 cotton bud dan 8 larutan rasa. Setiap ujung cotton bud dipakai untuk mencelupkannya ke satu larutan.
1.2   Masukkan ujung cotton bud  ke dalam larutan dan hisaplah.
1.3   Bersihkan lidah anda dengan sapu tangan dan lanjutkanlah ke larutan berikutnya. Catat rasa yang anda rasakan (asin, asam, manis, atau pedas).
d.   Hasil Percobaan                :  1.1   Hasil Percobaan
1.1.1     Larutan 1   : Manis
Larutan 2   : Asin
Larutan 3   : Asam
Larutan 4   : Manis pedas
Larutan 5   : Asin pedas
Larutan 6   : Asam pedas
Larutan 7   : Pedas
Larutan 8   : Pahit
1.2     Hasil Sebenarnya
1.2.1  

          





           Larutan 1   : Manis
Larutan 2   : Asin
Larutan 3   : Asam
Larutan 4   : Pedas manis
Larutan 5   : Pedas asin
Larutan 6   : Pedas asam
Larutan 7   : Pedas pahit
Larutan 8   : Pahit
e.    Kesimpulan                       :  Lidah memiliki peranan penting dalam keseharian kita. Lidah membantu kita merasakan makanan yang masuk ke dalam mulut. Rasa dari makanan dapat diterjemahkan karena ada papillae dan taste buds, yang berfungsi sebagai reseptor pengecap dan membawanya ke otak untuk diproses dan diterjemahkan rasa apa yang kita rasakan, entah itu manis, asam, asin, pahit, atau pedas.
f.    Daftar Pustaka                 :  Parker, Steve. (2014). Super human encyclopedia. New York: DK.

Plotnik, Rod & Kouyoumdijian, Haig. (2014). Introduction to psychology. California: Wadsworth Cengage Learning.

Wanjek, Christopher. (2003). Bad medicine: misconceptions and misuses revealed, from distance healing to vitamin o. New Jersey: John Wiley & Sons.

.